17 Tahun Jakarta Drum School : Konsisten Di Sekolah Musik Drum
17 tahun lalu 3 orang pria dengan latar belakang yang berbeda, yaitu Harry Murti. Kalau boleh dibilang, ia merupakan sosok langka di Indonesia, yang awalnya berprofesi sebagai drummer, kemudian mengubah diri jadi pembuat drum handal secara otodidak. Pada 1995, Harry mendirikan Harry Drum Craft, yang memproduksi drum berkualitas premium, tapi dengan harga terjangkau. Lalu ada Taufan Gunarso, pria lulusan Musician Institute, Hollywood California dan Prasodjo Winarko, seorang pengusaha. Mereka akhirnya sepakat untuk mendirikan sebuah sekolah musik Jakarta Drum School yang fokus pada alat musik Drum di tahun 2005, tepatnya 25 September 2005.
Bukan perjalanan yang mudah buat Jakarta Drum School Sekolah musik yang hanya fokus mengajarkan alat musik drum ini, berdiri sejak 25 September 2005 sangat konsisten dijalurnya. Dan bagaimana JDS bisa eksis bertahan hingga saat ini? Berikut pernyataan Harry Murti.
Awal berdirinya Jakarta Drum School pun ditambahkan oleh dua founder lainnya, yaitu Prasodjo Winarko juga Taufan Goenarso. Prasodjo Winarko yang lebih akrab dipanggil pak pras ini mengingatkan kedua kawannya, Harry dan Taufan, bahwa mereka harus memiliki Legacy , peninggalan yang bisa diteruskan oelh orang lain. Taufan juga menambahkan jika konsep sekolah musik harus sebuah institusi. Dan berikut pernyataan Pak Prasodjo dan Taufan.
Perayaan hari jadi ke 17 Jakarta Drum School yang diadakan di sebuah rumah makan di kawasan jalan Mahakam, Kebayoran Baru, Jakarta, sangat meriah, karena dihadiri oleh murid-murid JDS, para Instructor, orangtua murid juga alumni Jakarta Drum School. Malam perayaan bertambah meriah dengan pemotongan kue ulang tahun JDS oleh para founder yang disaksikan oleh semua tamu undangan. Tidak hanya itu, suguhan penampilan murid-murid JDS, Instructor JDS juga para alumni JDS.
Diantara orangtua murid yang hadir, ada Anang Hermansyah dan keluarga, Ashanty juga Arsy.
Ternyata mereka hadir untuk menyaksikan penampilan Arsya Akbar Pemuda Hermansyah, anak laki-laki kedua Anang Hermansyah dari pernikahan kedua bersama Ashanty. Sebagai orangtua Anang dan Ashanty sangat mendukung keinginan sang anak, Arsya menjadi drummer dan menyekolahkannya di Jakarta Drum School.
Dengan motto ” We Make It A Better Drummer ” sudah dibuktikan dengan tersebarnya para lulusan JDS yang berkiprah di Industri musik Indonesia. Untuk itulah JDS selalu memberikan yang terbaik bagi mereka yang ingin bergabung dan bersekolah drum khususnya di Jakarta Drum School. Dengan program yang ditawarkan oleh JDS meliputi, Kid Program, Preparation Program dan Main Class Program. Materinya pengajarannya pun tidak main-main, seperti Jazz Class, Latin Class, Style Class, Technique Class dan Reading Class.
Pencapaian JDS pun tidak diragukan lagi, mereka sudah banyak terlibat dalam event-event besar, seperti Java Jazz Festival, Jak Jazz Festival, Child Aid Singapore, Rhythm & Groove Music Camp Indonesia – Malaysia, Indonesia Drum Perkusi Festival dan masih banyak lagi yang pastinya portofolio sepak terjang prestasi Jakarta Drum School semakin panjang.
Jakarta Drum School berharap, sumbangsih mereka dalam mencetak musisi-musisi handal masa depan dalam alat musik drum mampu mengharumkan nama Indonesia dimata dunia. Salam musik Indonesia.
(sns)