Biden Pertegas Tekad AS Hadapi Agresi Rusia dan China
WASHINGTON, DC — Ketika Presiden Joe Biden berbicara di Kongres Selasa malam, ketegangan hubungan dengan China sedang memuncak setelah kehadiran balon China yang diduga melakukan pemantauan dan menarik perhatian anggota parlemen dan juga warga Amerika. Tanpa secara khusus menyebut tentang balon China itu, Biden berupaya meyakinkan warga Amerika tentang situasi keamanan sambil mengirim pesan ini kepada China.
“Saya berkomitmen untuk bekerja dengan China pada bidang yang dapat memajukan kepentingan Amerika dan memberi manfaat pada dunia. Tetapi jangan salah, sebagaimana yang kami tegaskan pekan lalu, jika China mengancam kedaulatan kami, maka kami akan mengambil tindakan untuk melindungi negara kami. Dan kami melakukan hal itu,” tandas Biden.
Sebuah jet tempur Amerika Sabtu lalu (4/2) menembak jatuh balon China itu di atas Samudra Atlantik di lepas pantai South Carolina.
Perang Rusia di Ukraina juga disampaikan dalam pidato Biden itu. Amerika telah memberikan bantuan keamanan bernilai lebih dari 27 miliar dolar bantuan kepada Ukraina. Biden mengatakan invasi Presiden Rusia Vladimir Putin satu tahun lalu adalah ujian yang akan dilalui Amerika.
“Kita menyatukan NATO dan membangun koalisi global. Kita menentang agresi Putin. Kita berdiri bersama warga Ukraina. Malam ini sekali lagi bergabung bersama kita, Duta Besar Ukraina Untuk Amerika. Ia tidak hanya mewakili bangsaya, tetapi juga keberanian rakyatnya,” lanjut Biden.
Sebagian anggota Kongres skeptis terhadap bantuan militer ke Ukraina. Tetapi hal itu tidak tampak ketika Partai Republik menguasai majelis DPR, termasuk Ketua DPR Kevin McCarthy yang tampaknya sangat mendukung pernyataan Biden.
Analis di Chicago Council on Global Affairs Elizabeth Shackelford mengatakan, “Saya harus mengatakan bahwa ada lebih banyak dukungan datang dari Partai Republik ketika Biden berbicara tentang Ukraina, terutama saat ia mengatakan, ‘kita akan mengatasi isu ini selama diperlukan.’ Padahal sebelumnya Partai Republik menentang hal ini dengan mengatakan tidak akan ada cek kosong bagi Ukraina,” ulasnya.
Alih-alih perang di Ukraina dan “poros ke Asia” yang telah direncanakan sejak lama, Presiden Joe Biden merencanakan kunjungan pertama ke sub-Sahara Afrika, yang pertama oleh seorang presiden Amerika sejak tahun 2015. [em/jm]
sumber berita dari VOA Indonesia