Korban Tewas Gempa Turki Lampaui 19 Ribu
PBB mengatakan, sebuah konvoi kecil pada hari Kamis (9/2) melintas dari Turki ke wilayah Suriah barat laut yang dikuasai pemberontak untuk memasok bantuan yang sangat dibutuhkan berupa obat-obatan, selimut, tenda dan perlengkapan penampungan PBB. Itu adalah pasokan bantuan pertama yang mencapai daerah tersebut, tiga hari setelah gempa bumi dahsyat menewaskan ribuan orang.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta lebih banyak bantuan untuk membantu upaya pemulihan. Ia juga mengatakan kepada wartawan bahwa Kepala Koordinator Kemanusiaan PBB Martin Griffiths sudah berada di Turki untuk menuju wilayah-wilayah terdampak akhir pekan ini, untuk menilai apa saja kebutuhan yang diperlukan di lapangan.
Sebelum konvoi enam truk itu melintas, satu-satunya muatan dari wilayah Bab al-Hawa yang melintasi perbatasan Turki-Suriah itu adalah jenazah-jenazah korban gempa bumi, yang merupakan para pengungsi Suriah yang melarikan diri dari perang di negara mereka dan menetap di Turki, namun tewas dalam gempa berkekuatan 7,8 magnitudo Senin (6/2) lalu. Mereka yang selamat menggendong jenazah orang terkasih mereka yang dibalut kain sambil terisak, sementara lainnya menunggu di sisi Suriah untuk menerima mereka.
Bahkan sebelum gempa bumi itu mengguncang kedua sisi perbatasan – di mana jumlah korban jiwa pada hari Kamis telah melampaui 19.000 jiwa – wilayah Suriah barat laut yang ditinggali 4,6 juta orang itu sudah mengalami kesengsaraan ekstrem, di mana banyak di antara para penduduk yang tinggal di kamp-kamp pengungsian dan bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.
Guterres mengatakan, dana bantuan senilai $25 juta telah dicairkan dan minggu depan permohonan yang lebih luas akan disampaikan untuk mendapatkan lebih banyak dana.
Sementara itu, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengunjungi wilayah-wilayah yang terdampak hari Kamis. Di antara wilayah yang dikunjungi Erdogan tersebut yaitu Osmaniye dan Gaziantep, ia bertemu dan berbincang dengan para pengungsi.
Erdogan, yang menghadapi pemilu Mei nanti, kembali berjanji kepada para pengungsi untuk membangun kembali rumah-rumah mereka yang rusak dalam kurun satu tahun.
Pemerintah tengah memasang rumah-rumah kontainer sementara serta karavan untuk menaungi para pengungsi, katanya. [rd/jm]
sumber berita VOA Indonesia